Berkenalan dengan Kopi Khas Bogor, Kopi Liong

Kopi cap Liong Bulan (Sumber Foto: kompasiana.com/boy_cj)

Malam itu Jakarta diguyur hujan yang disertai angin, suasana kantor pun menjadi dingin menggigit. Saya yang sedari tadi sudah bersiap-siap untuk pulang kantor terpaksa harus menundanya. Jas hujan memang ada, namun hujan deras yang disertai angin ini bisa menghalangi jarak pandang. Daripada mengambil resiko kecelakaan di jalan, saya memilih ngopi saja bersama rekan kerja di kantor. 

Saat itu mereka menawarkan Kopi Liong untuk diseduh. Di kantor saya Kopi Liong mengular begitu banyak, kata mereka rasanya enak dan termasuk kopi yang terkenal di Bogor. Saya yang terbiasa dengan kopi susu akhirnya tertarik untuk mencoba.

Saya tidak bisa mengungkapkan secara detil perbedaan Kopi Liong dengan kopi yang lainnya, hanya saja ketika membuka bungkus plastiknya kopi ini memiliki wangi yang khas. Cara menyeduhnya pun cukup mudah, cukup tuang kopi ini dengan air panas yang mendidih dan diamkan sekitar 2 atau 3 menit kemudian diaduk. 

Segelas Kopi Liong panas paling pas bila ditemani dengan mendoan atau singkong hangat. Terlebih lagi ketika menikmatinya saat hujan, kopi perlahan menghangatkan tubuh dari udara dingin dan membuat suasana terasa lebih santai.

Dibalik nikmat dan terkenalnya Kopi Liong, nama asli kopi ini sebenarnya adalah Kopi Cap Liong Bulan, tapi orang Bogor biasa memanggilnya Kopi Liong. Di Jakarta kopi ini juga mudah ditemui dan tetap dikenal dengan Kopi Liong. Untuk mengenalinya sangat mudah, untuk Kopi Liong yang disertai gula kemasannya berwarna biru cerah dengan gambar seekor naga, bintang dan bulan sabit. 

Sedangkan untuk Kopi Liong tanpa gula kemasannya berwarna coklat dan memiliki gambar yang sama. Walau dengan kemasan yang sederhana, Kopi Liong tidak menyampingkan kualitasnya, hal ini bisa dilihat dari kemasan Kopi Liong yang sudah diperbarui. 

Dulu Kopi Liong hanya dikemas dengan kertas coklat dan mudah rusak. Sekarang semuanya sudah dibungkus plastik dan dilengkapi tanggal kadaluwarsa agar konsumen dapat memastikan kualitas kopi tersebut dari luar.

Untuk sejarah Kopi Liong, masih susah dilacak karena belum banyak media yang mengulasnya. Berdasarkan penelusuran saya di internet, hanya situs berita Merdeka.com yang pernah mengulas Kopi Liong dengan judul “Hikayat Kopi dari Kota Hujan” dan “Segelas Kopi sebelum Kokang Senjata”, selebihnya ulasan dari beberapa blog pecinta kopi. Kesimpulan yang saya ambil dari berbagai sumber tersebut, Kopi Liong ternyata sudah ada sejak 1945 dan diproduksi di sekitar Pasar Anyar Kota Bogor. 

Konon, kopi ini adalah minuman para pejuang sebelum berangkat ke medan perang. Bila dilihat dari tahun awal mula berdiri, maka tak heran bila kopi ini disebut sebagai kopi khas Bogor, satu-satunya produk kopi Bogor yang masih eksis hingga puluhan tahun.

Meski sudah ada sejak puluhan tahun, harga Kopi Liong ternyata hanya Rp 500 hingga Rp 1.000 rupiah per sachet, harga yang sangat jauh dengan merek kopi paling murah di toko-toko sekalipun. Dengan harga kopi yang sangat terjangkau, saya pun tak heran bila di kantor ada rekan kerja yang membeli Kopi Liong sangat banyak hingga menumpuk. 

Ditengah beragamnya merek kopi yang beredar di Bogor dan sekitarnya, Kopi Liong masih mampu bertahan dan memiliki penggemarnya sendiri. Bahkan ketenaran Kopi Liong juga sampai ke cangkir-cangkir penggemar kopi di Ibu Kota.

Komentar