Unik, Pria Asal Australia Tekuni Cara Hidup Primitif

Pria asal Australia bernama John Plant memiliki hobi menekuni teknologi primitif. Ia dikenal melalui channel YouTube Primitive Technology dan memiliki 6 juta subscriber (Foto: YouTube/Primitive Technology)

Di saat masyarakat modern kian dimudahkan dengan berbagai peralatan canggih, seorang pria asal Australia justru menekuni ilmu membuat peralatan primitf. Ia membuat sebuah channel YouTube bernama Primitive Technology, untuk mendemonstrasikan alat-alat primitf yang berhasil ia buat, seperti senjata, jebakan hewan, alat membuat api, tungku, dan yang lainnya. Ketika tampil di video, lokasi yang ia gunakan benar-benar jauh dari kesan modern. Hanya dikelilingi pepohonan dan ditemani kicauan burung.

Ketika mendemonstrasikan teknologi primitif di channel YouTube miliknya, ia tak pernah berbicara dan mengenalkan siapa dirinya. Namun dalam sebuah wawancara dengan CNBC, pria Australia ini diketahui bernama John Plant. Ia membuat video tersebut di Far North Queensland, Australia. Dikenal melalui YouTube, John kini telah memiliki lebih dari 6 juta subscriber.

Salah satu video buatannya yang berjudul "Primitive Technology: Tiled Roof Hut" telah ditonton sebanyak 39 juta kali di YouTube. Video ini mendemonstrasikan bagaimana ia membangun pondok dengan genteng dan pemanas ruangan. Dalam postingan blognya ia menjelaskan bahwa apa yang ia buat itu adalah proyeknya yang paling ambisius karena langkanya bahan pembuat atap. Sebab di lokasi tersebut jerami yang biasanya dibuat sebagai atap rumah primitif mudah rusak karena kelembaban dan serangga.

Pada tayangan pertama ia mendemonstrasikan pembuatan genteng dan pemanas ruangan. Semuanya dibuat dengan peralatan dan bahan seadanya, sehingga hasilnya tampak kasar namun berfungsi dengan baik. Untuk pemanas ruangan misalnya, ia cukup membuat ruangan kosong dengan menggali tanah di bawah ubin pondok sebagai tempat pembakaran. Di bagian akhir ia menyambungkan ruangan kosong tersebut dengan cerobong asap. Setelah semua selesai ia baru membuat dinding dari tanah liat dan batu.
Dalam postingan blognya proyek pembuatan pondok adalah proyek yang paling kompleks, karena kelangkaan materi, skala dan perencanaan dan pengelolaan sumber daya. Meski ia telah mempelajari dasar-dasar membuat pondok, namun ia juga melakukan beberapa eksperimen, seperti penggunaan tenon (sambungan purus) yang pertama kali ia gunakan.

Saat ini, video terbaru buatannya sejak artikel ini ditulis berjudul "Primitive Technology: Mud Bricks". Video tersebut mendemonstrasikan pembuatan batu bata dari lumpur. Pada bagian pertama ia membuat cetakan batu bata dari kayu, kemudian cetakan tersebut diikat dengan kulit tebu agar tidak terlepas saat digunakan.

Sedangkan untuk bahan dasar batu bata, ia mencampurkan lumpur dan sabut kelapa. Setelah batu bata dicetak, ia lalu menyusunnya menjadi Kiln, semacam tempat seperti ruang termal atau oven. Kiln tersebut kemudian ia gunakan untuk tempat pembakaran genteng. 

Bila dilihat dari berbagai peralatan yang ia buat, sekilas bagi penduduk Indonesia atau asia tampak biasa saja. Sebab masih banyak masyarakat yang menggunakan peralatan tersebut, misalnya genteng, tungku, keranjang rajut, jebakan hewan, sandal rajut, dan yang lainnya. Namun yang menarik dari video yang ia buat adalah bagaimana manusia dapat bertahan hidup dengan hanya memanfaatkan bahan dari alam dan penuh keterbatasan.

Video ini dapat menjadi panduan bagi manusia masa kini untuk memahami teknologi zaman dahulu. Sebab, bukan tidak mungkin bila di masa depan manusia harus "terpaksa" hidup kembali dengan memanfaatkan alam karena hancurnya peradaban yang disebabkan oleh perang atau bencana besar.

Komentar