Sumber gambar: smstext.jazh.com
|
Melihat karyawan yang keluar dan masuk dalam sebuah
perusahaan adalah hal yang wajar, namun mereka yang sudah menjadi rekan kerja
yang solid atau bahkan sudah menjalin sebuah persahabatan, perpisahan adalah
hal yang amat menyedihkan. Tak ada lagi kebiasaan untuk saling bertemu,
bertegur sapa di kantor, atau berbagi cerita masalah pekerjaan dan personal.
Saya sendiri sempat merasakan moment seperti ini, baik di
kantor yang lama atau kantor yang saat ini saya tempati. Moment dimana saya
harus melepas rekan kerja yang sudah menjadi teman belajar sekaligus sahabat.
Di kantor yang lama saya bekerja sebagai penyiar radio dan
bertemu dengan rekan kerja yang sangat mengayomi karyawan baru. Namun belum ada
6 bulan penyiar senior di tempat kerja akhirnya memutuskan untuk resign,
berpindah ke stasiun radio yang memiliki rating lebih tinggi, padahal saya baru
saja mengenalnya dan merasa nyaman untuk belajar.
Satu tahun kemudian produser yang juga menjadi partner saya
untuk sebuah program radio akhirnya juga resign karena ingin mempersiapkan
study S2. Rasanya terlalu berat untuk kehilangan sahabat di tempat kerja, namun
saya mencoba untuk tetap positif, karena mereka resign untuk mengembangkan
karir dan keperluan study.
Dan di kantor saya yang sekarang beberapa rekan kerja juga
sudah mengajukan resign, baik dari divisi yang sama atau divisi lain. Ternyata
yang saya rasakan dulu juga dirasakan oleh rekan kerja yang lain, mereka yang
ditinggalkan bahkan ada yang menangis untuk melepas sahabat mereka, begitu juga
sebaliknya. Dan kini meja-meja kosong itu menanti penghuninya yang baru.
Dari hal tersebut saya mulai belajar bahwa dunia kerja
sangat dinamis, harus siap menghadapi segala perubahan yang ada, baik dari sisi
pekerjaan atau lingkungannya.
Berikut 3 hal yang saya pelajari dari perpisahan kantor:
1. Rekan kerja yang sudah menjadi partner terkadang akan
terasa berat untuk menghadapi perpisahan, tanpa menunggu lama partner yang
biasa bekerja dengan dirinya sudah digantikan oleh karyawan yang baru supaya
aktifitas perusahaan tetap berjalan. Dan mau tidak mau ia harus kembali
menyesuaikan diri dengan pribadi yang baru, demi karirnya dan membangun kembali
lingkungan kerja yang kondusif.
2. Bagi mereka yang ditinggalkan jangan terus bersedih,
karena mereka yang memilih resign dari tempat kerja pasti memiliki alasan untuk
hidupnya yang lebih baik, apakah itu untuk mengembangkan karir atau
kegigihannya untuk keluar dari zona nyaman. Dukung ia supaya sukses di tempat
kerjanya yang baru, jangan takut untuk kehilangan sahabat, karena lingkup
persahabatan tidak terbatas tempat.
3. Setelah itu sambutlah rekan kerja Anda yang baru. Ambil
sisi positifnya, dengan mendapat rekan kerja yang baru berarti Anda juga
mendapat “teman” baru di kantor dan ide segar dari orang yang berbeda. Jangan
takut dengan perubahan lingkungan kerja, karena hanya karyawan yang mampu
menghadapi perubahan yang mampu menciptakan kesuksesan bagi dirinya sendiri.
Komentar
Posting Komentar